Pada perang badar kaum musyrikin menderita kekalahan total dan banyak pemimpin mereka mati sehingga mereka terpaksa kembali ke Mekah dalam keadaan yang menyedihkan dan sangat memalukan. Tetapi mereka tidak tinggal diam dengan pemimpin Abu Sofyan dan orang-orang terkemuka dikalangan kaum Quraisy, mereka menyiapkan kekuatan yang lebih besar untuk membalas kekalahan mereka pada perang badar itu. Pada mulanya Rassulullah saw ingin bertahan saja di Madinah, tetapi kebanyakan para sahabat berpendapat bahwa sebaiknya kaum muslimin menghadapi serangan kaum musyrikin di luar kota. akhirnya Rassulullah saw menerima pendapat mereka dan keluarlah beliau memimpin 1000 orang tentara untuk menghadapi 300 tentara kaum musyrikin yang berkobar-kobar semangatnya. Ditengah jalan atas hasutan Abdullah bin Ubay salul 300 tentara tidak ikut berperang dan kembali ke Madinah, jadi yang berperang 700 saja, diantaranya 100 orang berbaju besi dan 2 orang berkuda.
Rassulullah saw memilih tempat di kaki bukit Uhud dan menyiapkan 50 orang pemanah di sebelah atas bukit itu serta memerintahkan mereka supaya jangan meninggalkan tempat itu walau dalam keadaan bagaimanapun, kewajiban mereka adalah memanah pasukan kudamusuh yang hendak maju menyerang karena kuda tidak akan terhadap tusukan panah. Demikianlah tentara yang hanya berjumlah 700 orang itu oleh Rassulullah saw ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis untuk menghadapi musuh yang banyaknya 3000 orang yang dipersenjatai dengan senjata lengkap.
(122) Dalam suasana yang sulit dan tidak menguntungkan itu ada dua golongan diantara kaum muslimin yang hampir patah semangatnya setelah mengetahui bahwa 300 tentara Islam tidak mau ikut bertempur dan telah kembali ke Madinah. Mereka yang hampir patah semangatnya itu adalah bani salamah dari suku Khazraj dan bani Harisah dari suku ‘Aus masing-masing mereka adalah sayap kanan dan kiri dari tentara Islam. Mereka terpengaruh oleh suasana yang amat mencemaskandan merasa lebih baik mundur saja dari pada dihancurkan oleh musuh yang demikian besar jumlahnya dan lengkap persenjataannya. Tetapi untunglah perasaan patah semangat itu tidak lama mempengaruhi mereka karena mereka adalah orang-orang yang penuh tawakal kepada Allah dan tetap berkeyakinan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang bersabar dan bertawakal kepadaNya.
(123) Sebagai penambah kekuatan jiwa dan ketabahan hati dalam mengahadapi segala bahaya dan kesulitan, Allah mengingatkan mereka kepada peperangan badar dimana mereka berada dalam keadaan lemah dan jumlah yang amat sedikit dibanding kekuatan jumlah musuh. Berkat pertolongan Allah, mereka berhasil memporak-porandakan musuh itu hingga banyak diantara pembesar Quraisy yang jatuh menjadi korban dan banyak pula yang ditawan dan tidak sedikit harta rampasan yang diperoleh kaum muslimin. Oleh sebab itu Allah memerintahkan supaya mereka bersabar dan bertaqwa kepada-Nya dan dengan sabar dan taqwa itu mereka akan mendapat pertolongan dari-Nya dan akan mendapatkankemenangan dan sekiranya mereka akan mensyukuri kemenangan itu.
(124-125). Untuk lebih memperkuat hati dan tekad kaum muslimin dalam menghadapi peperangan Uhud ini, nabi mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan dibantu oleh Allah 3000 malaikat. Apabila mereka sabar dan tabah menghadapi segala bahaya dan bertaqwa, Allah akan membantu mereka dengan 5000 malaikat.
Pada mulanya dalam pereng uhud ini kaum muslimin sudah dapat mengacau-balaukan musuh hingga banyak dari dianatar mereka yang lari kocar-kacir meninggalkan harta benda mereka, dan mulailah tentara Islam berebut mengambil harat benda itu sebagai ganimah (rampasan). Melihat keadaan ini para pemanah diperintahkan Nabi Muhammad saw supaya tetap bertahan ditempatnya, apapun yang terjadi, menyangka kaum musyrikin telah kalah, lalu mereka meninggalkan tempat mereka dan turun untuk ikut mengambil harta ganimah. Karena tempat itu telah ditinggalkan pasukan pemanah, Khalid bin Walid (panglima kaum musyrikin waktu itu) dengan pasukan berkudanya naik ketempat itu dan mendudukinya, lalu menghujani kaum muslimin dari belakang dengan anak panah sehingga terjadi kekacauan dan kepanikan dikalangan kaum muslimin. Dalam keadaan kacau balau itu kaum musyrikin mencoba hendak mendekati markas Nabi Muhammad saw, tetapi para sahabat dapat mempertahankannya walaupun nabi Muhammad saw mendapat luka pada muka dan bibirnya serta patah sebuah giginya.
Akhirnya berkat kesetiaan mereka membela Nabi Muhammad saw, dan kegigihan mereka mempertahankan posisinya, mereka bersama Nabi naik kembali kebukit Uhud dengan selamat. Dengan demikian berakhirlah pertempuran dan pulanglah kaum musyrikin menuju Makkah dengan rasa puas karena telah dapat membalas kekalahan mereka pada perang Badar.
Diantara dalil yang menguatkan pendapat bahwa kaum muslimin tidak diberi bantuan oleh Allah dengan malaikat ialah firman Allah berikut ini :
(126) Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa ucapan Nabi Muhammad saw mengenai bantuan3000 atau 5000 malaikat hanyalah untuk menggembirakan hati kaum muslimin dan mengajak mereka supaya sabar, tabah, dan bertaqwa kepada Allah dalam menghadapi musuh yang demikian banyak dan kuat itu. Sebenarnya kemenangan itu hanyalah dating dari Allah Ynag Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Jadi kalau kaum muslimin benar-benar mengamalkan petunjuk Allah dan Rasulnya dan benar-benar percaya dan yakin akan mendapat kemenangan dan tetap bersifat sabar dan taqwa dengan penuh tawakal tentulah Allah akan memberikan kemenangan kepada mereka.
Tetapi pada pereng Uhud ini tidak terdapat kebulatan tekad dan tidak terdapat kepatuhan kepada perintah, kecuali pada permulaan pertempuran. Hal ini terbukti dengan timbulnya keragu-raguan dalam hati dua golongan kaum muslimin dan turunnya pasukan pemanah yang diperintahkan supaya tidak meninggalkan tempat mereka. Inilah sebabnya kekalahan kaum muslimin pada pereng Uhud ini.
(127) Pada permulaan pertempuran, sebagaimana tersebut diatas, kaum muslimin dapat mengacau-balaukan barisan musuh, sehingga banyak diantara mereka yang jatuh menjadi korban.
Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa ada 18 orang yang terbunuh dari kaum musyrikin. Tetapi pendapat ini ditolak oleh sebagianahli sejarah yang lain, mereka berkata : “Saidina Hamzah saja, dapat membunuh 30 orang dari mereka”.
(128) Pada pertempuran yang kedua kaum muslimin menderita kekalahan berat, sehingga ada 70 orang diantara mereka gugur sebagai Syuhada’ dan Nabipun mendapat luka-luka. Hal ini sangat menyedihkan hati kaum muslimin dan hati Nabi sendiri.
(129) Memang demikianlah hak Allah terhadap hambaNya karena Dia yang memiliki semua yang ada di langit dan bumi. Dia berkuasa penuh atas semuanya, tak ada seorangpun yang berkuasa atas mahlukNya kecuali Dia. Dialah yang menghukum dan memutuskan segala urusan. Dia berhak mengampuni dan menerima taubat hambaNya yang Nampak durhaka, tetapi siapa tahu bahwa pada diri hambaNya itu ada bibit-bibit keimanan dan kebaikan. Dia berhak menyiksa karena Dialah yang maha mengetahui siapa diantara hambaNya yang patut mendapat siksaan didunia atau diakhirat. Disamping itu Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.